Print Friendly and PDF

Manfaat Labelisasi Produk Tekstil

image : rinso.co.id
Teknologi finishing (Penyempurnaan tekstil) yang semakin maju memungkinkan para produsen tekstil/industri tekstil melakukan rekayasa pada produk tekstil yang didukung berkembangnya teknol
ogi serat sintetis yang semakin pesat, sehingga sangat memungkinkan melakukan teknik mixing (pencampuran serat) pada komposisi struktur benang (serat alam dan sintetis) yang akan dibuat kain sehingga memiliki sifat sifat khusus. Ditambah lagi ketersediaan beragam obat bantu tekstil (zat-zat kimia) , macam macam proses penyempurnaan tekstil, teknologi permesinan serta teknologi proses kimia tekstil sangat memungkinkan rekayasa sifat sifat kain baik bersifat sementara (hilang setelah dicuci) maupun bersifat permanent(tidak hilang walaupun dicuci berkali kali). 

Hal inilah yang menjadikan produk tekstil tersedia dalam beragam kualitas dari yang paling murah hingga yang sangat mahal. Yang jadi masalah adalah proses proses rekayasa sifat tersebut jika tidak dinformasikan kepada konsumen sangat memungkinkan menimbulkan kekecewaan pada konsumen tekstil karena produk tekstil yang dibelinya tidak sesuai dengan yang diharapkan(harga tidak sebanding dengan barang) atau produk tekstil yang dibeli penampakannya tidak seperti waktu masih dipenjual(produsen/toko) namun setelah ditangan konsumen terutama setelah pencucian sifat sifat bahan tekstil berubah.

Label adalah etiket yang memuat informasi tentang bahan pokok tekstil. Informasi ini diperlukan untuk menentukan penggunaan dan cara pemeliharaan bahan tekstil .

Banyak jenis pengujian kualitas untuk produk tekstil namun beberapa spesifikasi yang perlu diketahui konsumen dan dicantumkan dalam label adalah: 

a. Ukuran 
Ukuran kain biasanya diukur pada arah panjang dan lebar kain serta ketebalan kain. Arah panjang adalah arah benang lusi dan arah lebar adalah arah benang pakan. Pencantuman ukuran produk tekstil dalam label sangat penting agar konsumen mengetahui ukuran standar sehingga konsumen dapat membeli kain sesuai dengan ukuran yang diinginkan

b. Komposisi dan Struktur Kain 
Kain tenun tersusun atas persilangan benang lusi dan benang pakan. Benang tersusun atas puntiran dari beberapa serat . Serat tekstil terdiri dari serat alam kapas, sutera , wol, dan serat sintetis berupa polimer alam seperti serat rayon, polimer sintetis seperti serat polyester, nilon, lycra dsb. Komposisi kain adalah struktur kain yang tersusun atas jenis serat yang digunakan. Misalnya adalah 100% cotton (kapas), 65% polyester dan 35% cotton (kapas) . Artinya komposisi serat penyusun pada kain perlu dicantumkan dalam label produk tekstil karena dilihat dari komposisi serat dapat memberikan informasi umum tentang sifat – sifat kain seperti daya serap, kenampakan , kenyamanan pakai dsb. 

c. Asal usul kain 
Asal usul kain adalah apa merk dagangnya siapa yang memproduksi kain tersebut. Artinya jika label telah dicantumkan maka harus ada penanggung jawab akan kebenaran data data dalam label tersebut. Oleh karena itu perusahaan/industri yang membuat perlu mencantumkan nama perusahaan dan alamat perusahaan sebagai bentuk jaminan mutu kepada konsumen. 

d. Cara pemeliharaan 
Label cara pemeliharaan juga harus disertakan pada labelisasi produk tekstil. Cara cara pemeliharaan dapat berupa tulisan seperti Drip and Dry artinya kain yang dicuci akan cepat menjadi kering, Wash and Wear maksudnya pakaian atau kain itu setelah dicuci langsung dapat dipakai atau tidak perlu diseterika lagi dan No iron berarti juga tidak perlu diseterika dsb. Ada juga cara-cara pemeliharaan diberikan dalam bentuk tanda gambar atau symbol.



Sumber :

1 comment:

Fazha said...

Terima kasih! Jika mau lebih gamang, silahkan menggunakan aplikasi EVA untuk mempermudah program rekrutmen