Print Friendly and PDF

Perilaku Konsumen Indonesia Pasca Kenaikan Harga BBM

gambar : brosurkilat.com
Dampak kebijakan pengurangan subsidi  yang mengakibatkan kenaikan harga BBM memang berpotensi untuk menurunkan tingkat konsumsi dan kepercayaan masyarakat, namun masih ada kabar gembira yang dapat kita simak seperti yang dilansir di halaman ekonomi dan bisnis HU Pikiran Rakyat bahwa optimisme konsumsi dan kepercayaan konsumen Indonesia masih yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain dikawasan Asia  Pasific, yang tercermin dalam hal menyisihkan uang untuk menabung, prospek terhadap pekerjaan dan penggunaan gadget. Indeks kepercayaan secara global di kuartal II 2013 tertinggi selama kuartal berturut-turut meskipun ada kenaikan harga BBM.
Berdasarkan survey Nielsen Global of consumer Confidence and spending Intentions Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia memilki indeks tertinggi sebesar 124 pada kuartal kedua 2013 dimana angka tersebut diatas rata-rata global dengan indeks 94, disusul oleh Filipina diangka 121 dan India 118.
Optimisme konsumen Indonesia mengenai kondisi keuangan tetap tinggi, keinginan berbelanja meningkat di 10 dari 14 negara Asia Pasific dengan Indonesia di posisi terdepan.
Catherine Eddy selaku Managing Director Nielsen Indonesia mengatakan bahwa konsumen Indonesia sangat bersemangat mengenai masa depan dan tingkat pengeluaran akan tetap kuat tertama seiring dengan meningkatnya kemampuan masyarakat Indonesia serta semakin mutakhir kebutuhannya.
Kenaikan upah minimum yang terjadi pada awal tahun yang signifikan, tak diragukan lagi menjadi pendorong konsumsi dan optimisme.
Kondisi konsumen indonesia yang tetap percaya diri seperti dipaparkan diatas harusnya menjadi iklim yang baik untuk memulai usaha atau bisnis, kenaikan BBM hendaknya tidak lantas membuat para pebisnis menjadi pesimis karena efek secara makro malah menguntungkan dunia usaha di Indonesia.





sumber :
Halaman Ekonomi dan Bisnis HU Pikiran Rakyat

No comments: