Print Friendly and PDF

Pengaruh Shutdown Amerika Terhadap Industri Indonesia

Secara mencengangkan pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan dengan menghentikan roda pemerintahannya sementara (shutdown) akibat terjadinya ketidaksepahaman antara Partai Republik dan Demokrat mengenai anggaran pemerintah di kongres. Akibatnya sekitar 800.000 PNS diberbagai sektor pelayanan publik dirumahkan termasuk disektor ekonomi dan perizinan pun dihentikan.

Yang patut menjadi perhatian kita adalah dampaknya bagi perekonomian Indonesia khususnya sektor industri, meskipun beberap kalangan menilai bahwa shutdown Amerika ini secara jangka pendek tidak memberikan pengaruh yang signifikan, namun bagaimana apabila hal ini berlanjut dalam jangka panjang. 

Dalam kondisi terburuk shutdown ini akan berdampak pada perlambatan nilai ekspor ke negeri paman Sam ini bahkan penundaan atau lebih buruk lagi adalah adanya  pembatalan ekspor. Salah satu sektor yang terpukul adalah industri tekstil yang berorientasi ekspor khususnya ke Amerika dimana konsumen di Amerika akan menunda pembelian kebutuhan akan hal yang bersifat sekunder misalnya pakaian. Kondisi ini akan menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan industri tekstil yang berakibat pada jumlah pengangguran yang meningkat.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, pada periode Januari - Agustus 2013, neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika mengalami surplus 4 milliar dollar AS, Nilai ekspor Indonesia ke Amerika 9.99 milliar dollar AS sementara nilai impor tercatat 5.978 milliar dollar AS. Kondisi inilah yang menjadi aspek yang dikhawatirkan akibat shutdown Amerika ini yakni penurunan nilai ekspor yang diakibatkan penurunan permintaan masyarakat AS akan komoditas yang dihasilkan oleh industri di Indonesia.

Sepertinya kasus shutdown ini akan menemukan titik puncak pada tanggal 17 Oktober dimana pada tanggal tersebut persediaan uang tunai Amerika habis untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo.

Shutdown Amerika ini setidaknya memberikan pembelajaran yang amat positif bagi negara kita, bahwa sudah saatnya kita melepaskan diri dari ketergantungan dengan pasar negara paman Sam ini , Walau belum bisa sepenuhnya, namun sudah saatnya kita berani membuka pasar baru.



gambar :
internasional.kompas.com

No comments: